Tujuh bulan lalu akhirnya saya memberanikan diri untuk keluar dari pekerjaan sebagai mbak - mbak kantoran disebuah kantor startup milik negeri tetangga. Meninggalkan zona nyaman dengan gaji bulanan. Meninggalkan pekerjaan yang bikin saya percaya diri ketemu orang - orang penting. Dan tentunya meninggalkan kantor yang sudah seperti rumah sendiri.

Siapa yang bisa menolak fasilitas wifi yang super kencang, kursi yang super empuk dan ruangan yang sangat nyaman. Karena itulah saya sering nongkrong di kantor setiap weekend. Demi menikmati semua fasilitas itu sembari menulis konten artikel untuk blog tentunya.

Setelah keluar dari kantor, saya bisa fokus ngeblog dan menjadi seorang full time travel blogger.
Sekarang saya lebih mudah mengatur waktu untuk jalan – jalan. Nggak ada lagi yang namanya potong gaji kalau nggak masuk kantor. Nggak ada lagi nyinyiran dari orang kantor saat saya bepergian.

Gara – gara menulis artikel “Kehidupan yang Lebih Seru Setelah Resign” saya mendapati banyak pertanyaan di kolom komentar blog dan inbox sosial media saya pun dibanjiri pertanyaan tentang

“kok berani sih resign?”
“Travel Blogger itu apa ? Gajinya berapa?”
“Enak nggak sih jadi travel blogger ? berarti kalau jalan – jalan dibayarin?”
“Enak ya jalan – jalan terus abis resign. Duitnya nggak berseri ya! Ada lowongan nggak”
dan pertanyaaaan lainnya yang sangat panjang kalau harus saya jabarkan disini.

Sini – sini mumpung saya lagi punya waktu luang. Saya jabarin yah semuanya. Walaupun (mungkin) saya belum sekondang mbak Trinity dan mas Agustinus yang bukunya selalu ditunggu – tunggu pembaca, saya juga belum sehits koh Lexy, pemilik akun amrazing yang kicauannya selalu direspon sama followersnya.

Tapi bolehlah saya berbagi cerita tentang ENAK (ENGGAKNYA) JADI TRAVEL BLOGGER. Ya siapa tau suatu saat nanti saya bisa sekondang mereka. Tolong bilang AMIN 3x ya!!!
Terima kasih sebelumnya. 

Saya mulai dari yang ENAK – ENAK dulu ya.

[1] JALAN – JALAN DAN PENGINAPAN DIBAYARIN 
Disaat orang – orang menyambut hari Senin dengan malas. Kami para travel bloggers menyambutnya dengan gembira karena biasanya kami melakukan perjalanan saat weekdays. 
Yah kalau misalkan kalian weekdays berada dibalik meja kantor, kami berada dibalik kamera untuk memotret keindahan lewat lensa dan kata. Kami juga difasilitasi penginapan yang super nyaman saat bepergian baik didalam negeri ataupun diluar negeri.
Tentunya perjalanan kami ini alhamdulillah dibiayai oleh berbagai pihak. Mulai dari Kementrian, Institusi, Perusahaan, Tour and Travel, dan masih banyak lagi.

Baca : Kok Bisa Diundang ke Social Influencers Fest 2017 ?


Tebak saya yang mana ?
Lumayan (banget) kan ?
[2] DITRAKTIR MAKAN ENAK
Pekerjaan sebagai travel blogger tak melulu hanya jalan – jalan. Pernah dengar istilah “Makan untuk Hidup” atau “Hidup untuk Makan”. Nah travel blogger juga pasti butuh asupan makanan ketika sedang travelling. Biasanya nih ya, kami para travel blogger sering banget ditraktir makan enak kalau sedang ngetrip bersama ‘sponsor’ kami. Mulai dari makanan yang enak dipinggir jalan hingga makanan enak di hotel bintang lima.



[3] DIKASIH (DIPINJAMI) BARANG – BARANG PENUNJANG TRAVELLING
Nggak jarang lho kami dikasih barang – barang untuk menunjang kegiatan travelling kami. Mulai dari handphone, laptop, kamera, drone, koper, ransel, baju, celana, topi. Hingga dipinjami kendaraan saat akan melakukan perjalanan. Bahagia ? banget lah! Cuma belum dikasih jodoh aja. Oh ya waktu saya jadi mbak – mbak kantoran, paling banter juga dipinjami laptop kantor dan atk saja. Enak mana hayo ?

[4] JADI ORANG PERTAMA BUAT NYOBAIN PRODUK BARU
Sekarang travel blogger nyaris selalu ada disetiap launching produk baru. Mulai dari produk elektronik hingga produk kesehatan. Kalian mungkin bertanya dalam hati, kok bisa ya ? travel blogger kan bukan artis. Ehm pernah dengar istilah influencer ? nah travel blogger juga termasuk salah satunya. Orang yang berpengaruh dan dinilai punya power.

[5] PUNYA PEMBACA YANG LOYAL
Saya percaya setiap konten apapun yang sudah masuk ke internet, pasti akan dibaca oleh siapapun. Hal ini juga berlaku saat menjadi seorang travel blogger. Bahkan pembaca lebih posesif dibanding pacar sendiri. Kak ditunggu artikel barunya!”. “Kak, nginapnya dimana ? mampir dong kak ke kotaku!” atau gini “Kakak sakit ? pantes saja dari kemarin jarang liat postingan kakak. Cepet sembuh ya kak!”. Ya kira – kira seperti itulah. Tanpa pembaca yang seperti kalian, apalah artinya kami ini :’) .

[6] TERAMPIL DALAM HAL PACKING
Mobilitas travel yang sangat tinggi, menjadikan seorang travel blogger harus pandai dalam memilih barang bawaan dan terampil saat mengemas barang bawaan dalam ransel ataupun koper. Terkadang kami mengalami situasi packing unpacking setiap tiga hari sekali dengan rute perjalanan yang beda kota ataupun Negara. 



[7] PUNYA BANYAK TEMAN DARI BERBAGAI NEGARA
Berhubung sering travelling, kami punya kenalan di berbagai kota atau negara. Tentunya kalau kami berkunjung kesana, ada teman untuk kongkow buat sekedar minum kopi.
Sebenarnya tanpa menjadi seorang travel blogger pun setiap orang bisa punya teman dari berbagai negara. Apalagi lewat sosial media kalian bisa dengan mudah berkenalan dengan orang di berbagai belahan dunia.




"Gimana ? enak enggak pekerjaan kami ?" serius nanya.
Puas ngomongin yang ENAK – ENAK, lanjut ngomongin yang ENGGAK ENAKNYA yuk. Biar kalian semua taulah tentang pekerjaan kami ini. Ya kami menyebutnya pekerjaan. Karena bisa menghasilkan pundi – pundi materi yang bikin happy!.

[1] SELALU DIANGGAP PUNYA SESUATU DARI HASIL GRATISAN
Nggak jarang banyak yang mengira kalau perjalanan yang kami lakukan semuanya dibayarin. Padahal kami juga punya budget sendiri untuk liburan. Begitu juga dengan barang yang kami punya. Selalu dikira endors-an. Padahal itu barang dibeli pakai uang hasil keringat sendiri. Kadang sedih. Tapi ya dibawa happy aja toh.

[2] SERING DISANGKA PAMER DAN ORANG KAYA
Karena seringnya kami membagikan konten travelling hingga produk terbaru di sosial media khususnya Instagram, banyak yang mengira kalau kami ini tukang pamer dan orang kaya. Sering terbang kesana kemari. Sering gonta ganti gadget. Padahal itu semua bagian dari pekerjaan kami. Liburan kami adalah pekerjaan kami. Nggak boleh iri hati. 

Kalian semua pada nggak tahu kan kalau aku keturunan kerajaaan ? aku nggak suka pamer sih orangnya. Tapi kalo pamer di instagram sering lho!


[3] MENDAPATI KOMEN PEMBACA YANG BIKIN NGELUS DADA
Udah panjang lebar nulis tentang rute ke Kahyangan (misalnya) tapi tetep aja ada komen yang nyempil “Kak, share dong cara menuju ke Kahyangan”. Mau ngelus dada rasanya hikz.
Saya pribadi membebaskan pembaca saya untuk menuliskan komen tanpa harus dimoderasi terlebih dahulu. Toh pembaca blog saya alhamdulillah santun - santun dan tahu etika dalam bersosial media. 


[4] DIANGGAP TOUR AND TRAVEL
“Gua mau liburan ke Bali nih. Bisa pesenin tiket sama penginapan gua disana nggak ? sama rekomendasiiin tempat romantis buat dinner. Bikinin itinerary juga jangan lupa ya!”
Wahai teman – teman sekalian, stop melakukan hal tersebut kepada kami. Kami bukan tour and travel. Kami akan dengan senang hati membantu anda kalo anda menghargai kami sebagai travel consultant anda. Dan tentunya ada harga yang harus dibayar *ehm.
Percayalah setiap pekerjaan itu ada ENAK ENGGAKNYA. 
Terus travel blogger kalau lagi nggak keliling, ngapain aja ?
Kalau saya pribadi sih lebih milih leyeh – leyeh dirumah, quality time sama keluarga, nonton dvd, dan rekreasi ke theme park atau mentok - mentok ke Monas. 

Jadi untuk kalian yang selalu berpikiran “ENAK BANGET JADI TRAVEL BLOGGER”, kalian juga seenggaknya tahu apa yang kami rasakan. Tulisan ini mewakili suara hati kami para travel blogger termasuk saya. Kalau ada tambahan lainnya bakal saya tambahkan sepulang ngetrip.

Untuk kalian yang mau atau berencana menjadi seorang BLOGGER ataupun TRAVEL BLOGGER, monggo loh! Karena siapapun bisa jadi kayak kami. Salam sayang dari saya untuk kalian yang sedang membaca artikel ini.