"Pesawat kita jam berapa mbak ?"
"jam 8.25pm"
"SERIUS?!?!?!?"
"he'eh" *nyengir sekaligus dagdigdug.

Sepenggal percakapan diatas terjadi antara dua saudara kandung yang akan terbang ke negeri tetangga dengan maskapai AirAsia yang sudah jadi langganan mereka kalau berlibur.

Kakak : "Kita dari tadi ngapain sih ?"
Adik : "mbak sih mandinya lama"
Kakak : "laah ngana juga tadi makannya lama"
*saling menyalahkan satu sama lain*.

Penerbangan yang tertera pada tiket kami jam 20.25pm daaan jam 6.30pm kami berdua baru masuk tol Cawang! ia baru masuk banget setelah jalanan pancoran macetnya luar binasa.
Rencana awal untuk naik damri menuju bandara, berubah menjadi naik taksi (karena penantian yang sangat lama akan kedatangan damri pasar minggu).

"Pak, boleh ngebut gak pak. Penerbangan saya jam 8.25pm pak".
Aku ngasih kesempatan untuk si bapak driver untuk menunjukkan keahliannya nyalip mobil dijalanan ibu kota. Tapi si bapak masih selaw aja nyupirnya sambil nanya "penerbangan kemana mbak? naik pesawat apa ? nanti terminal berapa?".

"Saya penerbangan internasional pak, jam 8.25pm terminal 2D, boardingnya jam 7.45pm" (sambil ngeliat jam tangan menunjukkan pukul 7.15pm).
Bapak driver panik, akuh degdegan, adikku diam. Kita bertiga berdoa supaya dikasih keajaiban untuk bisa sampe di Soekarno Hatta dalam waktu 20 menit saja!.

Pukul 7pm, taksi kami masih stuck dijalanan Gatot Subroto dengan kemacetan yang super padat. Cuma keajaiban yang kami harapkan pada malam itu. Aku mengambil handphone dan langsung check in melalui mobile apps Air Asia dan kembali menyalahkan diriku dalam hati "harusnya check in dari tadi", "harusnya print boarding pass dikosan", "harusnya aku nerima cinta dia aku berangkat dari jam 3", "harusnya harusnya..........".

Ah sudahlah batinku, toh nggak baik kalau terus menyalahkan diri.
Anggap saja ini ujian kalau kata bapak Jokowi "Harap tenang ini ujiaaan,,,, harap tenang ini ujiaaan,,, harap tenang ini ujiaan,,,".

Pukul 7.30pm, taksi kami baru masuk jalanan semanggi. Aku dan adikku cuma bisa pasrah sambil memandangi jadwal boarding 7.45pm di handphone. "Mbak coba telfon airasia aja minta reschedule" masukkan dari si adik yang kagak punya duit buat beli tiket. "udah gak bisa reschedule e, wong udah mau boarding. Alternatif lain ya kita beli tiket lagi buat penerbangan besok".

Melihat harga tiket penerbangan ke Kuala Lumpur untuk keesokan hari membuat perut mules dan hati tersayat! harga tiketnya 3X lipat jika dibandingkan dengan tiket penerbangan kami hari itu. Sempat mikir yaudahlah toh banyak duit ini untuk balik saja ke kosan dan menikmati weekend dengan movie marathon.

Pukul 8.15pm taksi kami baru saja melewati jalanan slipi. Kami berdua makin pasrah hingga akhirnya keajaiban menghampiri kami. Keajaiban yang begitu surprised tanpa disangka - sangka! Thanks God!.

Berawal dari scrolling jadwal keberangkatan internasional di website Soekarno Hatta, aku menemukan jadwal keberangakatanku dengan AirAsia DITUNDA hingga pukul 10.30pm.
HOW LUCKY I AM !!. Sontak saja energi positif mengalir didalam taksi dengan bapak driver yang sudah berumur itu. "Kalau jam sepuluh malam mah kekejar mbak, semoga aja gak macet di pintu masuk bandara" kata si bapak driver yang makin semangat nyetirnya.


Aku makin percaya kalau tuhan selalu bersama para pejalan! Disaat sudah hopeless dengan keadaan, ada aja keajaiban yang dikasih.

Ternyata perjalanan kami tidak semulus yang kami kira. Setalah mendapati kabar gembira akan penerbangan yang delay, kami mengalami kejadian yang bikin sedih. Ketika memasuki tol pluit dengan pedenya aku bilang ke bapak driver untuk masuk ke area GTO (karena merasa masih punya saldo di kartu mandiri e-money). Nyatanya saldoku kurang SERIBU rupiah.
Alhasil mobil yang antri dibelakang taksi kami membunyikan klakson berkepanjangan.

Inisiatif dari driver kami untuk meminjam kartu e-money dengan pengendara yang persis berada dibelakang taksi kami tidak berjalan mulus. Sang empunya mobil beralibi jika saldonya tidak mencukupi untuk meminjamkan kepada kami.

Lagi KEAJAIBAN datang kepada kami. Ada seorang driver taksi lain meminjamkan kartu e-moneynya kepada kami. Lagi - lagi pertolongan tuhan untuk pejalan.
Akhirnya tepat jam 10.15pm, kami sampai di terminal 2 Soekarno Hatta. Sontak aku dan adik langsung meloncat turun dari taksi dan tak lupa menyelipkan tips untuk si bapak driver yang super baik dan membantu kami.


Dengan sisa waktu 15 menit, kami berlarian menuju mesin self check-in dan apesnya mesin tidak dapat berfungsi. Kami langsung menuju kaunter check-in dengan napas yang ngos-ngosan melebihi atlet lari. Petugas kaunter check-in tidak langsung memberikan boarding pass. Seakan mengulur waktu kami, aku langsung meminta paksa "Mas, mau ngeprint boarding pass. Penerbangan kami delay kan jadi jam setengah 11". Hingga akhirnya boarding pass tercetak dan sisa waktu kami kurang dari 10 menit untuk menyelesaikan antrian di imigrasi dan menuju ruang tunggu.

Lagi lagi tuhan berpihak kepada kami. Pesawat kami baru berangkat sekitar pukul 11 malam setelah semua urusan cap paspor di imigrasi selesai. Well, ini pengalaman terbang yang paling mendebarkan bagiku. Semoga bisa jadi pelajaran buat lebih well prepared kalau mau bepergian lagi.

Kalian punya pengalaman penerbangan yang berkesan juga ?
Boleh lho share juga.