"Kita sudah sampe Padang ya ?" tanyaku pada Ayah, pagi itu.
"Belum. 
Masih tiga jam lagi perjalanan kita sebelum sampai ke Padang", jawab ayah.

Aku kecil menghela napas dan kesal. Dalam hati aku berkata, kenapa sih setiap mudik ke Padang harus jalur darat. Kenapa nggak lewat jalur udara, ayah kan punya banyak uang. Rasanya harga tiket pesawat bukan menjadi perkara yang sulit dengan pekerjaan ayah yang terbilang cukup mapan.

Ayahku bekerja di salah satu Perusahaan bonafide di Palembang. Sedangkan ibuku (dulunya) seorang pengajar Matematika di beberapa tempat kursus. Ditengah kesibukkan mereka, keduanya tak pernah lupa memberi kasih sayang kepada anak - anaknya yang setia menunggu di rumah. Sampai akhirnya aku beranjak dewasa dan mengetahui dengan jelas alasan kenapa kami selalu mudik melalui jalur darat, bukan jalur udara.

Alasan Pertama adalah pada masa itu tidak ada penerbangan langsung dari kota Palembang menuju Padang. Jika kami ingin menggunakan transportasi udara, kami harus terbang menuju Jakarta terlebih dahulu, barulah kemudian dilanjutkan dengan penerbangan ke Padang. 

Padahal jarak Palembang - Padang hanya 765 km dan bisa ditempuh dengan perjalanan darat 18 jam. Sedangkan jarak jakarta - Padang 1358 km yang berarti nyaris dua kali lipat perjalanan dari Palembang. Jika memilih naik pesawat untuk lima orang, bisa dibayangkan berapa total biayanya. Palembang - Jakarta - Padang. Dulu harga tiket pesawat sangatlah mahal. Tak semurah sekarang.

Alasan Kedua adalah dana untuk transportasi udara bisa dialih fungsikan sebagai dana persiapan pendidikan.
Aku baru mengetahui alasan kedua ini ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama tingkat dua. Ayah dan ibuku memiliki background "Guru". Sehingga bagi mereka berdua, pendidikan anak - anaknya adalah yang paling utama. Aku masih ingat betapa royalnya mereka jika aku menginginkan untuk ikut beragam kursus, mulai dari kursus sempoa, Bahasa Inggris hingga komputer.
Mereka rela mengeluarkan uang yang cukup banyak demi pendidikan anak - anaknya.


Dibanding ibu, ayahku lebih suka difoto kalo lagi liburan bareng hahaha.
Alasan Ketiga adalah quality time bersama keluarga. Kesibukkan ayah di kantor terkadang membuat waktu bersama keluarga sedikit tersita (kecuali weekend). Karenanya mudik selalu menjadi momen bagi ayah untuk quality time bersama anak dan istrinya. Walaupun beliau harus berkorban menyetir mobil selama kurang lebih dua puluh jam. Biasanya setelah melakukan perjalanan mudik, ayah selalu menugaskan anak - anaknya untuk menulis cerita perjalanan dengan iming - iming hadiah uang Rp 5,000 yang dulu terasa mewah sekali.

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah". Quote dari Pramoedya Ananta Toer ini menjadi kata - kata yang dulu sering ayah ucapkan kepadaku, saat aku malas untuk menulis cerita perjalanan mudik.

Jika ditanya kenapa aku begitu suka menulis, jawabannya adalah upah Rp 5,000 yang dulu menjadi pembangkit semangat untuk beli boneka barbie dan mainan monopoli. Ayah memang tau cara menarik hati anak gadisnya. Kini aku cukup bangga dengan sedikit prestasiku di bidang menulis. Aku yakin ayah juga pasti bangga, walau tak selalu ia ungkapkan dengan kata - kata.


Hal yang kami sukai saat liburan bareng sekeluarga yakni menikmati sunset bersama.
Setiap orang pasti punya mimpi, dan aku yakin akan hal itu. Ada yang tetap berjuang meraih mimpi - mimpinya, ada pula yang melepaskan mimpi - mimpinya.

Aku dan adikku selalu menyempatkan waktu untuk jalan bersama keluarga. kali ini ibu request untuk pulang ke Padang.
Alhamdulillah sekarang juga sudah ada penerbangan langsung Palembang-Padang sehingga memudahkan kami untuk sampai ke Padang.

"Ibu tu mau balik ke Padang lagi, tapi kita naik mobil aja. Biar berasa nostalgia jaman kalian kecil dulu" Kata ibuku. 
"Lagian masih banyak keluarga kita yang tinggal disana. Tali silaturahmi jangan sampai putus". Entah sudah berapa kali ibu mengatakan kata - kata itu. 

Lain ibu, lain ayah. Selama ini ayah selalu bertugas menjadi pilot saat kami roadtrip, nah kali ini aku dan adikku yang rencananya akan nyetir gantian selama roadtrip. Berhubung kali ini kami ke Padang dengan pesawat terbang, jadilah kami nanti akan menggunakan jasa rental mobile online TRAC dengan memilih jenis layanan Selfdrive biar aku dan adikku yang nyetir sendiri. Ayah dan ibu tinggal duduk manis aja nanti di kursi tengah hehehe. 

Mohon doanya semoga ayah dan ibuku diberikan kesehatan untuk berlibur nanti. Doakan juga supaya aku sehat selalu dan rezeki lancar. Supaya bisa membawa ayah dan ibu ke tempat atau negara yang mereka impikan. 

Kalian yang masih punya keluarga, jangan lupa untuk menyempatkan waktu ngobrol bersama mereka yah.