"Yang Muda, Yang Menggila, Yang Berani Beda !!!"
  Slogan yang terpampang jelas pada backdrop wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tak habis rasanya, membahas destinasi wisata Yogyakarta. Alam, budaya, makanan, hingga peninggalan sejarah lainnya.                                         Ada sebuah destinasi wisata yang masuk list "Must Visit", ketika saya mengunjungi Daerah Istimewa ini untuk kesekian kalinya.


Goa Pindul

Destinasi yang baru berumur jagung ini, berhasil menarik minat saya untuk berkenalan dengannya. Terletak di Desa Bejiharjo, Wonosari - Gunung Kidul, Yogyakarta. Goa Pindul merupakan Goa dengan aliran sungai bawah tanah. Memiliki panjang kurang lebih 350 meter dan kedalaman air sekitar 5 meter. Goa Pindul ini sangat cocok untuk aktifitas Cave Tubing. Ditambah lagi aliran sungai di dalam Goa yang sangat tenang, Jangan khawatir bagi kalian yang tidak bisa berenang. Karena pengelola wisata Goa Pindul ini mewajibkan tamu dan guide untuk menggunakan pelampung serta ban karet ketika berada di dalam Goa.

Betapa beruntungnya saya ketika mengunjungi Goa Pindul masih dalam keadaan yang sepi dan tidak dalam kondisi membludak seperti kekhawatiran travelmate saya sebelumnya. kami pun bersiap siap menuju lokasi dengan perlengkapan "pelampung, ban karet, serta sepatu karet. "semua pengunjung dan guide disini wajib menggunakan perlengkapan yang sudah disediakan mbak, agar tetap safety ketika menyusuri goa pindul". Setelah semua siap, saya pun bertanya dengan bapak yang menjadi guide kami "Mana Goa nya pak?", "kita jalan dulu kurang lebih 5 menit mbak, hitung - hitung olahraga sebelum nyemplung". Setelah sampai di Gerbang masuk Goa Pindul, kami berdoa terlebih dahulu.                            

Gerbang masuk Goa Pindul
Cave Tubing Goa Pindul ini adalah perpaduan aktifitas Caving dan Body Rafting. Dua aktifitas petualang yang dapat kalian rasakan sensasinya disini. Tidak perlu jago renang ataupun harus memiliki sertifikasi diving. Karena sesungguhnya ini adalah Cave Tubing. Kurang lebih 60 menit saya berada didalam perut bumi sepanjang 300 meter dengan ban pelampung dan saling berpegangan dengan travelmate saya. Sempat terlintas di pikiran saya untuk membawa wardrobe berupa Toga Wisuda yang nantinya akan saya kenakan ketika berada didalam Goa Pindul. Karena, mengambil gambar wisuda dengan background diatas gunung sudah terlalu mainstream dan tidak zaman lagi.

Wisuda di Goa Pindul
Dinginnya air Goa Pindul yang membelai kemolekkan tubuh saya selama kurang lebih 60 menit berhasil membuat jemari tangan saya keriput, laksana jemari kakek - nenek. Menyusuri Goa Pindul, perasaan seru dan menegangkan menghampiri saya. selama 60 menit menyusuri lorong gelap, sembari menikmati pemandangan stalaktit dan stalagmit yang indah, bunyi gemericik air dari aliran sungai serta segerombolan kelelawar yang bergantung pada dinding goa seolah menyapa saya dan memberi tahu keberadaan mereka.

Goa Pindul sendiri memiliki 3 Zona, yakni Zona terang, Zona Remang, dan Zona Gelap Abadi. Setibanya di Zona Gelap Abadi, jangan harap bisa melihat apapun tanpa bantuan headlamp dari guide. berada di Zona Gelap Abadi membuat penyusuran saya di Goa Pindul terasa tenang dan tentram, seakan saya lupa bahwa saya berada didalam perut bumi. Betapa kecilnya saya ketika berada disana.

Zona Terang

Setelah merasakan sensasi seru dan menegangkan bersama ban karet yang menyusuri aliran Goa selama 60 menit, sampailah kami pada titik terakhir. Sebuah cahaya matahari yang masuk kedalam Goa.
Terlihat seperti Cahaya Surga, setelah keluar dari zona Gelap Abadi. Cahaya Matahari ini seolah memberi energi pada saya, sebelum mengakhiri petualangan di Goa Pindul. Cahaya Surga yang membuat saya melupakan hiruk pikuk tugas - tugas kampus dan pekerjaan di Ibukota.  
Cahaya Surga Goa Pindul

"Sungguh saya sangat menikmati Cahaya Surga di Goa Pindul ini. Hangat dan memikat bagi siapa saja"
Cahaya Surga Goa Pindul

Beruntungnya saya masih bisa menikmati keindahan pariwisata Indonesia yang semakin menunjukkan eksistensinya di bidang Tourism.                                 Berada didalam perut bumi bukan lagi misteri yang menakutkan, anda pun bisa merasakan sensasinya. Dan betapa kecilnya anda ketika berada disana dengan zona yang sangat gelap dan mengikuti aliran air didalam Goa. Bersyukur ketika kita bisa menikmati keindahan alam sang pencipta, tanpa harus merusak dan mengotorinya.
Finally we were here
Teks & Foto : Astari Ratnadya