ACEH.
Provinsi di Indonesia yang sudah sejak dulu ingin aku singgahi. Namun selalu saja batal. Tahun demi tahun berlalu, Aceh tetap masuk dalam "100 impian seorang Astari" setiap tahunnya.

Mungkin memang sudah waktunya, bagiku untuk singgah ke Tanah Rencong (walau harus terbang lewat Kuala Lumpur). Rasanya tak perlu aku jelaskan kenapa harus memilih penerbangan yang lumayan jauh dengan rute Jakarta - Kuala Lumpur - Banda Aceh. Kalian yang baca tulisan ini pasti sudah tahu jawabannya.
***
Langit masih gelap saat aku keluar dari kediamanku di Kalibata. Satpam apartemen bahkan sampai nanyain "Mau kemana mbak?". "Biasa pak, ada Dinas keluar kota" jawabku asal.

Perjalanan ke Bandara cukup lenggang (yaialah belum juga subuh aku udah berangkat). Proses check-in pun berlangsung singkat, cuma agak lama di bagian imigrasi aja. Biasalah yah petugas imigrasi saking carenya nanya ngapain ke Aceh lewat Kuala Lumpur dulu hahaha. Ya tiketnya mahal kalo dari Jakarta mas!.

Penerbanganku total 5 jam untuk bisa sampai di Bandara International Sultan Iskandar Muda dengan rute penerbangan Jakarta - Kuala Lumpur - Aceh. Sejujurnya aku kaget ketika masuk ke dalam pesawat AirAsia dari Kuala Lumpur waktu itu. Semua penumpang perempuan berhijab dan awak penerbangan laki-laki semua. Apakah memang seperti ini ? entahlah yah.

Menginjakkan kaki keluar dari pesawat pun sekelilingku semua berhijab. Di jalur antri imigrasi hanya dua perempuan yang tidak mengenakan hijab, aku dan seorang bule. Cuma kami berdua yang tidak berhijab. Semua perempuan di sana mulai dari anak-anak, remaja, hingga ibu-ibu mengenakan hijab. Atuhlah aku jadi malu sendiri 😫.

Keluar dari bandara aku mojok ke tempat yang ada charger gratis sembari menunggu teman yang akan menjemputku. Lagi-lagi aku melihat sekeliling "Semua perempuan mengenakan hijab!". Duh gimana yah. Mana lagi bulan Puasa pula, aku takut kena tangkap.

Sampe akhirnya teman-teman couchsurfing ku datang menjemput. Ada Joe, Vita dan adiknya. Sepanjang perjalanan dengan sepeda motor aku nanya banyak hal tentang hijab. Dan yah memang untuk di beberapa tempat wajib hukumnya mengenakan hijab walaupun bukan muslim, contohnya di masjid.  Tapi kalau kalian main ke pantai, it's okay untuk tidak menggunakan hijab (khusus wisatawan).

Aaaah Aceh. Aku jadi rindu. Semoga Corona cepat berlalu biar bisa mampir ke Aceh lagi dan belajar pake hijab.