Tahun ini benar-benar unpredictable.
Kedatangan wabah Corona membuat kacau semua sektor.

Waktu pertama tau aku jadi salah satu karyawan yang harus “Dirumahkan” selama dua bulan (April dan Mei), ada perasaan kecewa. Mungkin ini jalan terbaik yang memang sudah tuhan takdirkan untukku.
Waktu pertama tau bahwa aku harus diam di rumah untuk jangka waktu dua minggu, lalu satu bulan, kemudian jadi dua bulan dalam rangka mengikuti anjuran pemerintah, aku pikir aku akan makin halu dengan “ngomong sendiri” sama dinding.

Nyatanya aku sangat menikmati momen diam di rumah saja. Bohong kalau aku katakan, aku engga pernah keluar rumah. Terkadang aku keluar rumah untuk membeli keperluan sehari-hari supaya bisa tetap “Survive” di tengah pandemi ini (tentunya dengan tetap mematuhi protokol menggunakan masker kemana-mana). 

Wabah Corona ini membuat banyak sektor “goyang”. Banyak perusahaan yang harus merumahkan karyawannya. Menurutku sektor pariwisata sangat terpukul dengan geliat wabah corona. Semua penerbangan masuk dan keluar di tutup untuk sementara. Semua kota di Indonesia lockdown. Bahkan beberapa tempat wisata, penginapan, restaurant pun akhirnya tutup sementara dan memilih untuk merumahkan sebagian karyawannya. 

Siapa yang sudah kangen traveling ?
Hasrat ingin segera bepergian sangat membuncah! apalagi setelah lama karantina mandiri di rumah masing-masing. Aku udah kangen banget ketemu banyak orang baru. Apalagi kalau ketemu sama anak-anak kicik di suatu daerah. Rasanya seru banget. Ngobrol dengan bahasa daerah mereka dan ketawa bareng. Aaah kadang senyum dan tawa jadi bahasa universal.


Aku iseng survey kecil-kecilan ke beberapa teman jalanku dan lebih dari 65% dari mereka ingin segera traveling setelah pandemi sudah berlalu. 

Kalau pandemi ini sudah berlalu, destinasi pertama yang akan aku tuju adalah kampung halamanku, Palembang.
Pandemi ini membuat aku sadar untuk menghargai waktu bersama orang-orang tersayang, khususnya keluarga. Setiap detik, setiap menit bersama keluarga adalah hal terindah yang tuhan kasih untukku.

Nah, berhubung saat ini waktuku banyak di rumah aja. 
Aku punya banyak peluang untuk menyusun perencanaan lebih matang melancong bersama keluarga “Family Trip” yang nantinya bakal aku wujudkan setelah pandemi COVID-19 berakhir. Maklum saja keluargaku adalah keluarga pejalan yang tiap tahun selalu bepergian.

Untuk traveling setelah pandemi, aku memilih destinasi wisata domestik. Menurut analisisku tren wisata international akan sedikit bergeser. Karena protokol tiap negara yang berbeda-beda. Apesnya kalau ada wabah susulan dan semua akses ditutup lagi. Alamat nggak bisa balik ke negeri sendiri ntar. Makanya orang Indonesia lebih tertarik untuk wisata domestik setelah pandemi ini berakhir. 

Wisata alam dan wisata kuliner jadi dua pilihan teratas setelah pandemi usai. Aku bakalan ngajak keluargaku ke Labuan Bajo. Destinasi favoritku sejak 2014 silam. Apalagi ayah dan adik-adikku demen banget nonton National Geografi. Mereka pasti bersorak kegirangan kalau nengok Komodo langsung di alamnya. 
Selama di Labuan Bajo aku akan ngajak mereka untuk merasakan Live on Board 2 hari 1 malam. Tinggal di atas kapal kemudian menikmati sunrise dan sunset dari atas kapal atau dari atas pulau Padar. 
Setelah selesai Live on Board, aku akan cari hotel di Labuan Bajo yang bisa kami inapi untuk hari berikutnya. Labuan Bajo punya banyak tempat wisata. Aku udah ngebayangin untuk sewa mobil saat tiba di sana nanti. 

Jujur saja sekarang Labuan Bajo berkembang pesat dibanding awal kedatanganku 2014 silam. Bandaranya sudah bagus banget dan lebih mewah. Sudah banyak kafe pula. Ajib!
Baidewei, kalian pahamlah yah pasti kalau tiket ke Indonesia Timur itu mahal abiz hehe. Makanya aku kudu nyiapin budget buat family trip nanti. Sudah hal lumrah kalau anak sulung berperan besar saat trip bareng keluarga.


Aku udah cari info harga tiket pesawat hingga hotel murah di Labuan Bajo, biar bisa menyesuaikan budget.
Untuk penginapan ini tentulah aku ndag mau asal pilih. Apalagi perginya bareng keluarga, ya kan. Paling penting penginapan nanti punya tempat tidur yang bersih, perlengkapan mandi lengkap, free air mineral, ada tv dan syukur-syukur wifi nya pun oke.

Nasib baik RedDoorz sudah ada di Labuan Bajo. Bisa jadi pilihan buat aku dan keluarga menginap saat kami liburan di Labuan Bajo nanti. 
Kenapa harus pilih RedDoorz sih ?
Sepengalamanku menginap di RedDoorz, mereka kasih garansi layanan lho!

Selain itu harganya sangat affordable atau kata lainnya murah meriah tapi ngga murahan!

Let me tell you sedikit tentang RedDoorz.
Awal aku tahu RedDoorz sekitar tahun 2016. Dulu awal kehadirannya mengejutkan dunia per-travel-blogger-an karna menawarkan harga 99,000 (sembilan puluh sembilan ribu rupiah) murah banget kan ! dan sampai sekarang RedDoorz nyaris ada di setiap sudut kota di Indonesia. Sebagai lulusan kampus pariwisata dengan gelar sarjana ekonomi, aku melihat pertumbuhan RedDoorz ini cukup baik. Apalagi pangsa pasar Asia Tenggara benar-benar menggiurkan.

Aku bakal review RedDoorz ini jadi tiga bagian. 
Mulai dari produk, user interface dan user experience.
Produk .
Produk yang ditawarkan RedDoorz yakni Hotel. RedDoorz sendiri punya tiga tipe yakni RedDoorz Standard, RedDoorz Plus hingga RedDoorz Premium. Silakan pilih sesuai kebutuhan kalian.

User Interface.
Ibarat cinta pada pandangan pertama, penampilan juga jadi penilaian utama bagi pengunjung untuk dapat jatuh hati, cieee. Kalau kalian buka aplikasi RedDoorz ini. Niscaya perasaaan dan pikiran anda bakal adeeeem banget. Dominasi warna merah yang memberi kesan berani untuk traveling, serta putih yang memberi kesan kesederhanaan. Ditambah lagi layout bagian bawah yang mengingatkan adanya penawaran promo. Siapa yang demen promo? *jawab dalam hati saja*.

User Experience.
Setelah jatuh hati pada pandangan pertama dengan aplikasi RedDoorz. Rasanya tak puas jika hanya mengagumi saja tanpa mencobanya. Mulailah jemari ini berselancar mencoba mencari penginapan RedDoorz untuk liburan setelah pandemi ini berakhir.

Hal yang Aku Suka dari RedDoorz
1. Aplikasi yang User Friendly
Pernah kerja di sebuah startup dan bersinggungan dengan aplikasi handphone, menurutku aplikasi RedDoorz ini cukup user friendly. Bikin calon customer gampang mencari hotel yang akan mereka inapi. Oh ya aplikasi RedDoorz sudah tersedia di android dan iphone juga. Sila di download.
foto dari sini
2. Harga yang Ramah di Kantong
Tren traveling sekarang memang berubah. Mayoritas milenial melakukan perjalanan solo traveling. Dimana penginapan hanya menjadi tempat transit saja. Mereka lebih memilih penginapan dengan harga affordable. Begitupun juga dengan yang bepergian bersama keluarga. Umumnya mencari penginapan dengan harga yang ramah di kantong.

3. RedDoorz Hadir di Setiap Sudut
Pertumbuhan RedDoorz di Indonesia patut di apresiasi. Kehadirannya membantu pelaku usaha penginapan untuk tetap bisa bersaing secara sehat. Dan jujur saja setiap sudut kota Indonesia, sekarang sudah ada RedDoorz. 

4. Garansi Layanan Dijamin
Walaupun RedDoorz terbagi menjadi tiga tipe yakni RedDoorz Standard, RedDoorz Plus hingga RedDoorz Premum, garansi layanan ini mutlak! 
Dimana RedDoorz menyediakan air mineral, linen dan kamar mandi yang bersih, perlengkapan mandi, tv satelit dan pastinya wifi.

5. Pilihan Pembayaran yang Beragam
Pilihan pembayaran beragam, mulai dari bank transfer, internet banking, hingga kartu kredit. Silakan pilih sesuai yang kalian punya.

Besok udah bulan Juni nih. Udah siap New Normal ?
Semoga pandemi ini segera berlalu yah. Supaya bisa berkumpul bersama orang tercinta dan kita semua bisa melancong lagi. Oh ya semoga RedDoorz tetap berusaha menjadi yang terbaik bagi pelanggannya juga 😚.