Tak pernah terbayangkan sebelumnya, untuk dapat menginjakkan kaki di Bumi Flores.
Satu dari deretan daerah di Indonesia Timur yang begitu eksotis akan keanekaragaman alam dan budayanya. Tak salah jika pelancong dari benua lain berbondong – bondong untuk berkunjung ke bumi Flores yang begitu cantik nan eksotis ini.
#DibalikSecangkirKopi
Perjalanan darat dari Maumere menuju Labuan Bajo dan singgah di beberapa daerah dan kampung adat seperti Manggarai, Ruteng, Bena, Wogo, Melo, Bajawa, hingga Waerebo. Bertemu dengan orang – orang baru dan selalu disambut hangat dengan senyuman khas orang Flores yang begitu tulus. Kalau kata orang “Wajah orang Timur seram”, bagiku senyuman mereka bak malaikat. Benar – benar tulus dan hangat.

Melintasi bumi Flores, rasanya tak lengkap jika tidak meneguk secangkir kopi hangat sembari mencoba kompiang (roti khas Flores). Belum lagi, berbagai daerah yang kami lalui memiliki jenis kopi masing – masing. Misalkan Kopi Bajawa dan Kopi Waerebo.
#DibalikSecangkirKopi Obrolan hangat dengan Pak Alusius dan Keluarga.
“Silakan diminum kopinya, selagi masih hangat”.
adalah Pak Alusius, kepala keluarga di salah satu rumah di Kampung Wogo yang mempersilakan kami untuk berteduh dirumahnya. Secangkir cairan hitam pekat yang baru dibuat oleh mama, disajikan kepada kami. Tak lupa cemilan khas Flores yakni Kompiang, menjadi teman untuk menghirup kopi hangat ini. Kepulan asap kopi begitu menghangatkan ditengah hujan yang mengguyur kampung Wogo ini.

“Flores itu terkenal dengan kopinya. Kalian sempatkan menuju Wae Rebo. Wae Rebo adalah kampung penghasil kopi terbaik didunia”. Ujar Pak Alusius.

Perjalanan menuju Kampung Wae Rebo
Rasa penasaran akan kampung Wae Rebo tentu saja menarik minat saya untuk mencari tahu lebih dalam mengenai kopi yang dihasilkan kampung yang  katanya berada dibalik ‘bukit’ dan sulit diakses. Butuh perjuangan ekstra memang untuk menuju Wae Rebo. Diperlukan waktu 4 jam untuk dapat melihat pesona kampung diatas awan. Dan akses menuju kampung tersebut hanya dengan berjalan kaki melintasi rimbunnya hutan. Kekuatan ada pada kedua kaki yang siap melangkah sejauh – jauhnya.
Wae Rebo dari atas bukit.
Pesona alam Wae Rebo yang begitu menakjubkan dengan kekayaan budayanya yang terjaga dan tetap mempertahankan kearifan lokalnya yakni pelestarian rumah Adat “Mbaru Niang” adalah Mahakarya Indonesia yang berharga.

Pemandangan pagi itu sangat mempesona mata.
Deretan Mbaru Niang terlihat kokoh dan cantik. Ditambah segarnya udara pagi bumi Flores yang selalu menyuguhkan kesejukan alami. Terlihat perempuan – perempuan yang sedang menumbuk biji kopi, aroma nya sungguh nikmat. Baru ditumbuk saja, aromanya sudah begitu sedap. Belum lagi jika sudah diseduh dengan air hangat. Pikiran saya melayang pada secangkir kopi hangat yang akan saya seruput nanti.  

#DibalikSecangkirKopi 
Beberapa cangkir kopi dihidangkan sebagai minuman untuk melengkapi santap siang didalam Mbaru Niang. Terlihat beberapa wisatawan asing turut hadir dalam santap siang ini. di Wae Rebo, kopi menjadi minuman penghambut untuk menyambut tamu yang berkunjung ke kampung diatas awan ini. secangkir kopi Wae Rebo nikmatnya begitu menggoda. Bahkan segelas kopi tak mampu membuat pengunjung beranjak. Setidaknya butuh dua hingga tiga gelas kopi guna memuaskan langit – langit tenggorokan serta untuk sedikit mengusir dinginnya udara Wae Rebo yang baru diguyur hujan dan diselimuti kabut.


Karena kopi adalah teman pejalan.
Secangkir kopi yang diteguk bersama teman – teman baru, mampu menciptakan kehangatan dan kedekatan yang begitu akrab. Dibalik secangkir kopi hangat Wae Rebo, semua tamu bersatu menciptakan obrolan hangat, tanpa harus membedakan suku, ras maupun negara.

"selalu ada cerita hangat dibalik secangkir kopi".
Petualanganku akan kopi nusantara tidak akan berakhir di Bumi Flores ini, masih banyak kopi nusantara yang belum aku cicipi.


Teks & Foto : Astari Ratnadya
Find me on : Facebook and Twitter