BAC 593. Tulisan yang terpampang jelas di badan kapal KRI Banda Aceh 593, Sebuah Mahakarya Indonesia, buatan tangan anak bangsa yang sudah terbukti ketangguhannya.                 
Masih ingat dengan kecelakaan pesawat Air Asia  ??? 
KRI Banda Aceh inilah yang berjasa membantu proses evakuasi kecelakaan pesawat Air Asia. Standing ovation buat semua prajurit TNI Angkatan Laut.
Berbicara mengenai tulisan “BAC” pada badan kapal.
Saya dan beberapa rekan ekspedisi sempat membahasnya di loungeroom.

“Kalian pada tau nggak, kepanjangan BAC apaan?”
“Banda Aceh, kan”
“Bukaaaannnn !!!. Ada yang lain lagi. Berhubungan dengan menu makan kita sehari – hari !!!”
“Apaaaaannn”. Tanya kami serempak heran.

“BAWAL, AYAM CEPLOK” HAHAHAHAHAHA (semua pada ketawa ngakak!).   
Menu pertama ketika berlayar. Mewaaah.
Saya selalu memperhatikan dengan saksama menu makanan yang dihidangkan oleh bapak – bapak TNI AL selama 26 hari diatas kapal.  info : semua makanan dibuat langsung oleh tangan – tangan ahli bapak TNI AL yang sudah telaten memasak!!! Cari suami TNI aaah~,  


Tentunya setiap hari menu selalu berbeda. Khusus hari minggu, selalu tersedia nasi goreng lengkap dengan telur dadar dan kerupuk. Jadwal makan sendiri terbagi menjadi tiga, yakni makan pagi 6am – 7am, makan siang 12pm – 13pm, dan makan malam 18pm – 19pm *waktu disesuaikan dengan lokasi KRI BAC 593 berada* kadang WIB, WIT, hingga WITA.   


Menu sederhana yang disantap bersama peserta ekspedisi terasa begitu nikmat walau dengan lauk pauk seadanya. Dari semua menu yang dihidangkan. Bawal, Ayam, Ceplok adalah menu yang paling sering dihidangkan berkali – kali.                                   Jika diambil kesimpulan, menu yang sering dihidangkan yakni 65% ikan bawal, 25% ayam, dan 10% telur ceplok. Mungkin karena kami berada di laut, maka ikan menjadi ‘primadona’ sebagai lauk yang sering dihidangkan. Selain Bawal - Ayam - Ceplok, Otak - otak ikan, ikan lele, daging rendang, hingga soto dan bubur ayam juga menjadi menu selama pelayaran.

Bawal, Ayam, Ceplok selalu menjadi penyelamat perut – perut kami yang kelaparan. Karena sering  disajikan. Maka BAC pada badan kapal, sering diplesetkan menjadi Bawal - Ayam - Ceplok. Bahkan sampai sekarang, saya selalu rindu akan hidangan ini di atas kapal. 
Suasana Loungeroom ketika jam "makan".
Momen – momen memasuki jam makan (pagi – siang – malam) adalah momen dimana semua peserta ramai mengantri masuk ke pantry, untuk mengambil piring dan sendok sebagai alat makan. Dilanjutkan dengan mengantri rapi mengambil makanan. Disini kami belajar yang namanya berbagi. Berbagi menu yang dihidangkan, agar mengambil secukupnya *mengingat teman yang lain belum pada makan*. Dan hal yang paling dinanti adalah kehadiran sambal, kecap, hingga bon cabe sebagai pelengkap makan.

Loungeroom perwira.
Loungeroom sebagai saksi bisu betapa ramainya euforia penghuni kapal jika memasuki jam makan. Prajurit TNI dan peserta Ekspedisi makan bersama disini. Hanya dibedakan tempat untuk mengambil makanan saja. Prajurit disisi sebelah kanan, sedangkan peserta disisi sebelah kiri. 

Hal ini supaya tidak terjadi kerusuhan dalam mengantri makanan *secara yang ngantri banyak cin :p*, dan rutinitas yang wajib dilakukan semua orang yang sudah makan yakni cuci piring masing – masingKecuali, kalo dapet undangan eksklusif untuk makan di loungeroom perwira, barulah boleh santai gak nyuci piring. Alhamdulillah pernah makan di loungeroom perwira yang wah itu *nyengir*.

Walau hanya Bawal – Ayam – Ceplok, menu yang dihidangkan selama berlayar.Tapi semua personil KRI Banda Aceh 593 dan peserta Ekspedisi Nusantara Jaya 2015 tetap sehat dan kuat dalam menjalankan tugas mulianya untuk Indonesia tercinta.

Loungeroom sepi tanpa peserta Ekspedisi. KANGEN!. 


Aaaah, saya jadi kangen makan di Loungeroom dengan Bawal – Ayam – Ceplok :’) .


Teks & Foto : Astari Ratnadya