Apa Kareba Makassar ! 

Kali ke empat kembali ke Kota Daeng untuk menghadiri hajatannya Kementrian Sosial Republik Indonesia yakni ASEAN High Level Forum (AHLF) on Disability-Inclusive Development and Partnership Beyond 2025.

Singkatnya ini adalah forum tingkat tinggi mengenai Penyandang Disabilitas. Nggak tanggung-tanggung, acara ini dihadiri oleh 200an peserta dari berbagai perwakilan Badan Sektor ASEAN, organisasinya ASEAN, Akademisi, hingga organisasi penyandang disabilitas.

Rangkaian acara ASEAN High Level Forum (AHLF) yang diselenggarakan di Makassar pada 10-12 Oktober 2023 ini menghasilkan beberapa poin penting implementasi pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas di kawasan ASEAN.

Sumber : Instagram @kemensosri

Kalau melihat infografis di atas, capaian Indonesia dalam implementasi pemenuhan hak penyandang disabilitas sangat baik. Terlihat dari angka yang tiap tahun selalu naik.

Hari kedua acara, peserta forum telah merumuskan "Rekomendasi Makassar" yang bertujuan untuk memperkuat komitmen dalam mewujudkan pembangunan inklusif disabilitas di kawasan ASEAN dan percepatan pemenuhan hak penyandang disabilitas. 

Satu point Rekomendasi Makassar yang jadi concernku yakni meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam menghapus stigma negatif dan diskriminasi terhadap disabilitas. Karena di lapangan, banyak sekali "bullying" yang ditujukan kepada teman-teman disabilitas. Yuk bareng-bareng capai awareness supaya nggak ada lagi diskriminasi.

Setelah diskusi yang dilakukan di hari pertama dan kedua, maka hari ketiga adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh semua delegasi.

Kunjungan ke GOR Sentra Wirajaya untuk melihat hasil karya disabilitas serta kunjungan ke destinasi wisata ramah disabilitas, Fort Rotterdam dan Taman Prasejarah Leang-Leang menjadi agenda hari ketiga ASEAN High Level Forum.

Pameran hasil karya disabilitas sukses bikin semua Delegasi dan peserta yang hadir  ikut berdecak kagum sama hasil karya teman-teman penyandang disabilitas. 

Kunjungan ini dipandu langsung oleh Menteri Sosial Republik Indonesia, Ibu Risma yang sekaligus memperkenalkan beberapa karya teman-teman penyandang disabilitas. 

Masuk ke GOR Sentra Wirajaya, mataku langsung tertuju pada produk buatan teman-teman disabilitas! Aku yang orang Indonesia saja berdecak kagum ngeliat semua produk yang ditampilkan di stand pameran, apalagi Delegasi dari negara ASEAN.

Proses Loading Barang
Beragam pilihan kain batik

Produk yang dipamerkan mulai dari kain batik, kain ecoprint, handicraft, lukisan, kopi, coklat, gantungan kunci hingga makanan khas dari beberapa daerah. Untuk harga jualnya pun sangat affordable. 

Nggak heran kalau Delegasi ASEAN dan pengunjung yang hadir pada borong semua produk yang ada.

Dua orang ini semangat banget buat belanja produk karya disabilitas.

Pilihan pembayaran pun beragam, ada pembayaran menggunakan kartu kredit atau debit, QRIS, dan juga pembayaran dengan uang cash.

Dalam pameran ini juga, pengunjung bisa mencoba langsung untuk bikin kain ecoprint. Ternyata tidak segampang itu yah, perlu kesabaran dan ketelitian dalam mengetuk-ngetuk alat pukul ke tanaman dengan dasar kain. 

Proses membuat kain ecoprint.

Antusias pengunjung yang hadir bikin api semangat bagi teman-teman disabilitas untuk terus berkarya tanpa batas. Karena hasil karya mereka bernilai jual dan menghasilkan pendapatan bagi mereka. 

Seperti halnya lima UMKM yang mendapat support dari Kementrian Sosial ini. Mereka mendapat kesempatan untuk coaching bersama Tata Rupa Nusantara dalam hal design produk yang outputnya nanti berupa logo hingga packaging produk yang menarik.

Semoga kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan juga di seluruh wilayah Indonesia, biar teman-teman disabilitas semakin positif untuk berkarya.