"Besok tolong morning call aku ya kang",
pesanku kepada kang Aip.
Aku bangun lebih pagi sebelum morning call di handphoneku rame haha. Aku memang berpesan kepada beberapa teman dan keluarga untuk telepon aku pagi-pagi.
***
Langit masih gelap, tapi aku udah ready untuk berangkat menuju stasiun kereta api cepat Halim.
Jumat, 21 November 2025 lalu teman-teman konten kreator, media, dan tim Astra berkesempatan untuk mengunjungi Kampung Berseri Astra Cidadap yang lokasinya tak begitu jauh dari Jakarta (kalau naik whoosh).
Tapi sebelum itu, agenda pertama kami yakni eksplor Stone Garden. Setelah tiba di stasiun Padalarang, deretan mobil HiAce udah standby untuk mengantar kami ke Stone Garden. Perjalanan cukup singkat, karena tak terlalu macet pada waktu itu.
Aku terkagum melihat Stone Garden di pulau Jawa ini dan yang bikin kagum tuh bener-bener terawat! semoga akan tetap terawat terus yah dan nggak over tourism.
Kami menghabiskan waktu sekitar satu jam di sana. Mulai dari trekking ke atas yang hanya 15 menitan, lanjut ngopi cantik dan ngobrol bareng temen-temen media dan tim Astra.
Perjalanan kami berlanjut ke Kampung Berseri Astra Cidadap sekaligus workshop lingkungan Astra yang akan dilaksanakan di sana.
Jujur saja kunjungan ke Kampung Berseri Astra Cidadap ini jadi kegiatan yang aku tunggu-tunggu. Aku ingin ngeliat langsung gimana masyarakat Cidadap bisa menjaga kampungnya hingga menjadi kampung berbudaya lingkungan dan geowisata berkelanjutan.
Adalah Kang Deden, ketua forum peduli karst Citatah yang sejak tahun 2009 udah ngajakin warga kampung, buat menolak penambangan ilegal, dan melakukan pendekatan ke warga untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih ramah lingkungan.
Dari POV ku, Kampung Berseri Astra Cidadap di Padalarang, Bandung Barat ini jadi contoh yang sangat luar biasa untuk kampung lainnya. Aku belajar bagaimana masyarakat bisa bertransformasi dari daerah yang dulunya bekas penambangan ilegal, menjadi sebuah ecovillage dan kawasan geowisata berkelanjutan.
Aksi nyata itu sangat penting! masyarakat terlibat dalam berbagai aksi hijau, salah satunya pembuatan pupuk organik Bokashi dari limbah dapur dan juga menanam benih sayuran di polybag. Btw kami juga mencoba kedua aktifitas itu saat kunjungan ke sana.
Selain itu rehabilitasi alam juga dilakukan. Kawasan karst yang rusak dipulihkan dan warga diberikan edukasi tentang pelestarian lingkungan serta aksi nyata untuk sama-sama menjaganya. Ini keren sih!! Kang Deden dan temen-temen karang taruna, kalian luar biasa!.
Dari workshop lingkungan Astra kemarin juga aku kenal sama Seni Tani. Sebuah gerakan yang digagas oleh mbak Vania dan temen-temennya. Siapa yang sangka, bermula dari lahan kosong kecil di dekat rumahnya yang terbengkalai, sekarang mereka menghidupkan lahan tidur di perkotaan. Thumbs up!
Uniknya gerakan Seni Tani ini menggunakan sistem CSA Community Supported Agriculture. Dampaknya gimana? aku sebagai mantan lulusan kampus pertanian terbaik di Indonesia, sangat kagum dengan gerakan ini! Dampaknya mulai dari menghasilkan pupuk sendiri, mengurangi limbah, dan menyediakan pangan lokal yang sehat dengan harga yang affordable. Selain itu bantu buat peningkatan pendapatan dan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara keseluruhan.
Indonesia butuh lebih banyak sosok kang deden dan mbak Vania lainnya. Termasuk aku, dan kalian yang baca tulisan ini.
| Kami semua menunggu gerakan ramah lingkungan dengan belajar lebih baik lagi. |
Yuk kita dukung gerakan hijau yang ramah lingkungan, seperti Astra yang menginisiasi sejak tahun 2009 silam. Tercatat saat ini komunitas astra dan kolaborasi sudah tersebar di 1500 kampung dan desa di seluruh Indonesia.
No comments
Post a Comment